Seorang wanita muda milik suku Tsaatan di Mongolia, Asia Tengah, mengendarai rusa. Tsaatan adalah suku yang terdiri dari sekitar 500 orang, yang dianggap sebagai penggembala rusa terakhir di Mongolia .... 🇲🇳 Tsaatan, juga dikenal sebagai Dukha, adalah salah satu dari sedikit budaya penggembala rusa yang tersisa di dunia. Tinggal di hutan taiga terpencil di Mongolia utara, dekat perbatasan Siberia, komunitas mereka hanya berjumlah sekitar 500 orang. Apa yang membuat mereka luar biasa adalah hubungan unik mereka dengan rusa kutub—mereka tidak hanya menggembalakan mereka, tetapi mereka juga menggunakannya untuk transportasi, susu, dan tradisi budaya. Tidak seperti kebanyakan kelompok penggembala nomaden yang bergantung pada kuda, Tsaatan menunggang rusa kutub melalui hutan lebat dan medan pegunungan yang terjal, sebuah praktik yang jarang terlihat di tempat lain. Kata "Tsaatan" sendiri diterjemahkan menjadi "orang rusa." Kelangsungan hidup mereka sangat terkait dengan hewan-hewan ini, yang tidak hanya memberikan mobilitas tetapi juga kehangatan dari kulit dan sumber makanan yang penting. Namun, perubahan iklim, pembangunan modern, dan menyusut padang rumput mengancam cara hidup berusia berabad-abad ini. Saat ini, Tsaatan sering digambarkan sebagai "penggembala rusa terakhir di Mongolia." Terlepas dari tantangan, mereka tetap bangga dengan tradisi mereka, mewariskannya dari generasi ke generasi. Bagi pengunjung yang mencapai tanah air terpencil mereka, bertemu dengan Tsaatan menawarkan gambaran sekilas tentang gaya hidup yang menghilang, yang memadukan ketahanan, harmoni dengan alam, dan ikatan antara manusia dan rusa yang telah bertahan selama berabad-abad. #drthehistories